Suku Bugis adalah salah satu suku yang merajai kuantitas penduduk di Pulau Sulawesi. Suku yang berasal di Kota Makassar, Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru, dan lainnya, punya kebiasaan istiadat dan budaya yang masih dijaga kental.
Dikutip dari berbagai macam sumber, berikut lebih dari satu rutinitas unik yang dilakukan orang Bugis.
1. Massallo Kawali
Atraksi budaya dari tanah Bugis yang berasal dari Kabupaten Bone adalah Massallo Kawali yaitu permainan asing-asing/gobak sodor manfaatkan kawali atau badik. Sebelum lakukan atraksi, mereka lakukan ritual-ritual khusus untuk menghindarkan peserta atau penonton dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Atraksi ini juga menyimbolkan stimulan para pemuda Bugis untuk merawat atau menjaga harga diri dan tanah kelahiran dari rongrongan musuh atau penjajah.
2. Sigajang Leleng Lupa
Merupakan rutinitas yang dijalani kaum lelaki Bugis waktu merampungkan masalah. Tradisi berikut bersifat pertarungan pada dua laki-laki, namun dilakukan di di dalam sarung. Tradisi ini dilakukan terhadap jaman Kerajaan Bugis dahulu dan merupakan usaha paling akhir merampungkan suatu kasus adat.
Walaupun nyawa jadi taruhannya, Suku Bugis selamanya punya cara-cara tertentu untuk merampungkan persoalan bersama bijak. Sebagaimana dalam pepatah Bugis Makassar, “ketika badik udah terlihat dari sarungnya pantang diselip di pinggang sebelum akan terpejam di tubuh lawan.”
Makna filosofinya mengingatkan Agar suatu masalah selamanya dicari solusi terbaik, hal ini biasanya dilaksanakan bersama musyawarah melibatkan dua belah pihak mempunyai masalah serta dewan adat.
3. Tarian Maggiri atau Mabbissu
Tarian Maggiri merupakan tarian yang dipertunjukkan oleh seseorang atau beberapa orang Bissu. Bissu merupakan seorang wanita pria (waria) dalam kepercayaan Bugis yang dipercayakan jadi penghubung antara dewa langit bersama manusia biasa.
4. Mappalette Bola
Biasanya waktu orang bakal pindah, tempat tinggal mereka bakal disibukkan bersama dengan mengemasi barang untuk memindahkannya ke tempat tinggal yang baru dari tempat tinggal lama. Kegiatan tersebut tidak berjalan pada penduduk Bugis. Mereka punya normalitas sendiri di dalam pemindahan tempat tinggal yakni melibatkan puluhan apalagi ratusan warga kampung untuk menopang memindahkan tempat tinggal ke wilayah yang baru.
5. Angngaru
Pada catatan sejarah, Angngaru merupakan ikrar loyalitas rakyat atau prajurit kepada raja yang berwujud pemimpin. Raja yang berwujud pengayom disenangi rakyatnya, waktu genderang perang ditabuh oleh sang raja, makarya dan juga merta menyodorkan diri dan mau mengorbankan jiwa raganya untuk tunaikan titah sang raja.