Suku Dayak merupakan tidak benar satu suku besar di Indonesia, suku ini dikenal karena keramahan dan juga dedikasinya di dalam melestarikan alam di pulau Kalimantan. Pada awalannya kata Dayak yang punyai arti orang-orang yang berasal dari Hulu Sungai atau yang tinggal di bukit, hanya merupakan sebutan kolektif dari orang Inggris & Melayu bagi suku-suku asli yang menduduki pulau Kalimantan/Borneo. Seiring berjalannya sementara arti tersebut kelanjutannya dipakai sebagai identitas yang mempersatukan bermacam sub-suku yang ada di sana.

Secara umum, suku Dayak mampu dikategorikan menjadi 7 rumpun suku berdasarkan asal daerahnya. Dari ketujuh daerah tersebut, terdapat 405 sub-suku bersama dengan bahasa yang tidak sama satu serupa lain. Selain bahasa yang berbeda, dialek atau logat untuk satu bahasa yang serupa termasuk mampu terlampau begitu banyak ragam kalau tidak sama kampung. Untuk itu Hipwee bakal membicarakan 7 rumpun suku Dayak yang ada di Kalimantan berdasakan kemiripan budaya dan juga asal daerahnya.

1. Dayak Ngaju

Dayak Ngaju (Biaju) merupakan Dayak yang bermukim di daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan atau di daerah Kalimatan Tengah, Kalimatan Selatan, dan juga Kalimantan Barat anggota selatan. Dayak Ngaju punyai sub-suku Ngaju, Bakumpai, Katingan, Meratus, Tomun, dll.

Ciri khas dari Dayak Ngaju adalah agama kaharingan yang tetap dianut oleh beberapa suku Ngaju, dan juga upacara Tiwah, atau upacara mengantarkan roh leluhur. Untuk pakaian adat, Dayak Ngaju umumnya manfaatkan warna merah sebagai warna dominan, kain atau rompi dari kulit kayu, dan juga manfaatkan bulu burung enggang dan ruai sebagai hiasan kepala.

Pada beberapa tarian adat, kaum wanita Ngaju umumnya termasuk membawakan tarian bersama dengan manfaatkan mandau/parang (contoh : Tari Hetawang Hakangkalu), hal ini tidak sama dari wanita sub-suku Dayak lainnya. Selain itu, alat musik tradisional Dayak Ngaju umumnya di dominasi oleh Kecapi Karungut, Rebab, Gandang Tatau, Gong, dan suling.

2. Dayak Apo Kayan

Dayak Apo Kayan merupakan suku Dayak yang berasal dari Hulu sungai Kayan dan dataran tinggi Usun Apau, Baram, Sarawak. Saat ini Dayak Apo Kayan menyebar di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat anggota utara, dan Sarawak, Malaysia. Sub-suku yang termasuk di dalam rumpun Apo Kayan adalah Kayan, Kenyah, Bahau, Kelabit, dll. Di Malaysia, Dayak Apo Kayan dikenal bersama dengan sebutan Orang Ulu.

Ciri khas dari Dayak Apo Kayan adalah telinga panjang, dan juga tato di sekujur tubuh yang berarti standing sosial di masyarakat. Pakaian rutinitas Dayak Apo Kayan umumnya di dominasi oleh warna Hitam, Putih, dan Kuning. Serta mampu ditemukan bermacam hiasan manik-manik dan hiasan bulu enggang.

Alat musik yang paling populer dari rumput Dayak Apo Kayan adalah Kecapi tradisional atau Sape’ (Bahasa Kayan) atau Sampe’ (Bahasa Kenyah), kecapi ini tidak sama dari karungut, berguna sebagai alat musik melodis dan ukurannya lebih besar. Selain itu ada termasuk Gong, Sluding/klentangan, Kadire/keledik (alat musik tiup), dan Antoneng.

3. Dayak Iban/Laut

Dayak Iban, disebut termasuk Dayak Laut, merupakan rumpun dayak yang berada di daerah utara pulau Kalimantan. Dayak Iban menyebar di daerah Kalimantan Barat anggota utara, Sabah, Brunei, dan Sebagian besar ada di Sarawak. Dari aspek bahasa Dayak Iban punyai kemiripan bersama dengan bahasa Melayu. Adapun sub-suku dari Dayak Iban adalah Mualang, Seberuang, Melanau, dll.

Dayak iban punyai ciri khas yakni menjamu tamu bersama dengan tuak (rice wine) dan juga tato di sekujur tubuh. Tato ini melambangkan pengalaman hidup seseorang, makin banyak tato di tubuh berarti orang tersebut telah punyai banyak pengalaman dan telah berkelana diberbagai tempat. Motif tato yang kerap digunakan adalah motif bunga terong yang berada di atas dada anggota kiri dan kanan.

Yang membedakan Dayak Iban dari sub-suku Dayak lain adalah pakaian tradisional wanita Iban punyai hiasan kepala dari logam, tidak cuman itu Dayak Iban punyai kain tenun bersama dengan motif yang terlampau khas, dilengkapi bersama dengan hiasan bulu burung enggang dan ruai di anggota kepala. Untuk musik tradisional umumnya didominasi oleh Gendang, kollatung, dan Gong.

4. Dayak Klemantan/Darat

Dayak Klemantan atau disebut termasuk Dayak Darat menduduki daerah barat pulau Kalimantan. Rumput dayak ini tersebar di hulu-hulu sungai yang ada di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia. Dayak Darat di Malaysia dikenal bersama dengan nama orang Bidayuh. Sub-suku dari Dayak Darat adalah Kanayatn, Bidayuh, Ketungau, dll.

Dayak Darat dikenal karena cii-ciri yang ramah dan gampang membaur bersama dengan para pendatang. Banyak dari penduduk Dayak Darat yang mampu memahat. Di beberapa daerah terdapat pahatan patung menyerupai manusia dikenal bersama dengan nama Pantak yang merupakan warisan dari nenek moyang dari rumpun Dayak Darat.

Pakaian tradisional Dayak Darat umumnya didominasi oleh warna merah, kuning, hitam dan putih, bersama dengan hiasan manik-manik. Selain itu terdapat termasuk rompi dari kulit kayu yang diberi motif tertentu. Untuk hiasan kepala, rumpun Dayak Darat umumnya manfaatkan kuncir kepala berwarna merah bersama dengan hiasan bulu burung ruai, enggang, atau daun Rinyuakng. Untuk alat musik tradisional umumnya didominasi oleh Suling, Gong, Gendang, dan Kollatung.

5. Dayak Murut

Darat Murut merupakan rumpun Dayak yang berasal dari derah utara dataran tinggi pulau Kalimantan. Dayak Murut tersebar di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sabah, Sarawak, dan Brunei. Adapun sub-suku dari Dayak Murut adalah Okolod, Keningau Murut, Paluan, dll.

Dayak Murut punyai tarian yang populer yakni tarian Mangunatip. Perkataan Magunatip diambil alih daripada perkataan “atip” yang bermaksud menekan pada dua permukaan. Penari magunatip butuh kemahiran dan ketangkasan yang baik untuk menari melintasi buluh yang dipukul serentak untuk menghasilkan bunyi dan irama tarian tersebut.

Pakaian tradisional Dayak Murut untuk pria secara umum terbuat dari kulit kayu atau kain tenun, bersama dengan kuncir kepala dan juga hiasan bulu burung ruai. Untuk wanita, pakaian tradisional umumnya di dominasi warna hitam bersama dengan hiasan motif bermacam warna. Untuk alat musik, umumnya didominasi oleh Suling, Gong, Kollatung, dan Kadire/keledik (alat musik tiup).

6. Dayak Punan

Dayak Punan merupakan rumpun yang menduduki daerah Kalimantan Timur, Kalimatan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Malaysia. Dayak Punan punyai sub-suku Hovongan, Penan, Uheng Kareho, Punan Murung, Bukat, dll.

Masyarakat Dayak Punan dikenal dari pola hidup yang nomaden atau berpindah-pindah, hal ini tidak sama bersama dengan umumnya suku Dayak lain yang punyai tempat tinggal panjang sebagai daerah tinggal. Saat ini umumnya dari sub-suku Dayak Punan telah menetap dan memicu komunitas di suatu desa yang tersebar di bermacam daerah.

Pakaian tradisional Dayak Punan umumnya tetap terlampau sederhana, beberapa dari Dayak Punan termasuk melakukan formalitas memanjangkan telinga. Alat musik yang biasa dimainkan adalah Suling yang ditiup bersama dengan manfaatkan hidung dan Sape’ (Kecapi).

7. Dayak Ot Danum

Rumpun Ot Danum atau Rumpun Barito adalah tidak benar satu rumpun Dayak yang meliputi semua suku Dayak di Kalimantan Tengah,Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur anggota selatan dan Kalimantan Barat anggota tenggara. Ada yang berpendapat bahwa grup Dayak Rumpun Ot Danum merupakan induk bagi Rumpun Dayak Ngaju, tetapi kadangkala ke-2 rumpun dipisahkan. Sub-suku dari Dayak Ot Danum adalah Ma’anyan, Tunjung, Benuaq, Lebang, Undan, dll.

Ciri khas dari Dayak Ot Danum adalah terhadap beberapa upacara penting, seperti upacara kematian, Dayak Ot Danum manfaatkan kerbau sebagai binatang yang dikurbankan tidak cuman babi. Di di dalam upacara tradisional tersebut, para dukun umumnya manfaatkan kalung bersama dengan bermacam ornamen kayu, manik, tulang, dsb.

Pakaian tradisional Dayak punyai variasi warna beragam, termasuk kuncir kepala dan ada beberapa sub-suku Dayak Ot Danum yang termasuk manfaatkan daun kelapa sebagai hiasan. Alat musik tradisionalnya adalah Gong, Gendang, dan Kollatung.